Umbi sayur bit yang berwarna merah gelap. Foto: pixabay.com |
Sayuran yang tumbuh di dalam tanah ini, mengandung zat gizi yang sangat lengkap. Di dalamnya terkandung beragam mineral seperti kalium, magnesium, karbohidrat, antioksidan dan juga vitamin penting.
Bahkan baru-baru ini peneliti menemukan, jika bit mampu menghilangkan plak otak yang bisa menyebabkan penyakit serius, seperti penyakit Alzheimer. Lantas apa kandungan yang membuat sayuran berwarna merah ini begitu penting?
Betanin, yang merupakan senyawa yang memberi sayuran warna merah yang khas, ternyata dapat memperlambat akumulasi plak protein, yang berhubungan dengan kondisi di otak.
Penulis studi Dr Li-June Ming, dari University of South Florida, mengatakan: "Data kami menunjukkan bahwa betanin, senyawa dalam ekstrak bit, berfungsi sebagai penghambat reaksi kimia tertentu di otak, yang terlibat dalam perkembangan Penyakit Alzheimer.
"Ini hanya langkah pertama, tetapi kami berharap temuan kami akan mendorong ilmuwan lain untuk mencari struktur yang mirip dengan betanin. Yang dapat digunakan untuk mensintesis obat yang dapat membuat hidup sedikit lebih mudah, bagi mereka yang menderita penyakit ini," tambahnya.
Penyakit Alzheimer sendiri menyerang sekitar 5,5 juta orang di Amerika Serikat dan 850.000 di Inggris. Kebanyakan penderita hidup hanya delapan sampai 10 tahun, setelah diagnosis mereka.
Kasus demensia, dimana Alzheimer merupakan bentuk gangguan yang paling umum, diperkirakan akan meningkat secara global pada tahun 2050.
Dan senyawa dalam bit bisa mencegah lipatan protein yang salah.
Menurut Profesor Ming, kerusakan otak terjadi ketika protein, yang dikenal sebagai beta-amyloid, menempel pada logam, seperti besi atau tembaga.
Ini dapat menyebabkan protein salah dalam membentuk dan mengikat bersama-sama, dalam rumpun yang dapat meningkatkan peradangan dan oksidasi. Proses yang mirip dengan berkarat, di sel-sel saraf di dekatnya, yang akhirnya membunuh mereka.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, jus bit juga memperbaiki aliran oksigen ke otak yang menua. Dan sekaligus dapat meningkatkan kinerja kognitif. Sehingga otak 'berkarat' berkurang hingga 90 persen.
Para peneliti menganalisis, apakah betanin menghalangi efek tembaga pada beta-amiloid dan, pada akhirnya mencegah kerusakan.
Mereka menilai efek DTBC, yang melacak oksidasi.
Para ilmuwan mengukur reaksi DTBC ketika terpapar beta-amyloid saja, beta-amyloid yang terikat pada tembaga dan beta-amyloid terikat tembaga dalam campuran yang mengandung betanin.
Dengan sendirinya, beta-amyloid menyebabkan sedikit atau tidak ada oksidasi DTBC.
Namun, seperti yang diharapkan, beta-amiloid terikat pada tembaga menyebabkan oksidasi DTBC yang substansial.
Baca Juga: Kebiasaan yang Buat Otak Makin 'Mengkerut'
Namun ketika betanin ditambahkan ke campuran beta-amyloid yang terikat tembaga, para peneliti menemukan oksidasi turun hingga 90 persen, menunjukkan berkurang protein misfolding yang terjadi.