Cara Warga Pakistan Perlakukan Salinan Alquran yang Rusak

Salinan alquran yang sudah rusak. Foto
Alquran adalah salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya berisi petunjuk bagi manusia agar selamat di dunia dan di akhirat. Alquran juga menjadi kitab suci bagi ummat Islam.

Maka tidak heran, jika sebagai seorang muslim kita harus memperlakukan alquran dengan sangat baik. Kita tidak boleh menempatkannya sembarangan, dan juga diharuskan membaca serta mengamalkan isinya.

Seperti kita ketahui, alquran kebanyakan saat ini dicetak di atas kertas. Di mana kertas ini memiliki keterbatasan usia, dan akan rusak seiring dengan berjalannya waktu. Namun Anda harus perhatikan, bagaimana cara memperlakukan salinan quran yang rusak ini.

Seorang pengusaha di Pakistan rupanya peduli dengan nasib alquran yang rusak dan usang, yang dicetak di atas selembar kertas. Ia pun menciptakan gua di sebuah bukit, yang ditujukan untuk salinan tua dan rusak dari Alquran.

Jutaan salinan kitab suci umat Islam ini disimpan dalam sebuah terowongan bawah tanah, di bukit Chilthern Pegunungan di Quetta, Baluchistan.


Buku yang rusak di dalam karung.
Samad yang menjadi Penelitian di Balai Hortikultura, yang menciptakan fondasi Jabal-e-Noor pada tahun 1992 ditujukan untuk mengubur buku-buku, yang dilarang dibakar, dirusak atau dinodai dalam Islam seperti Alquran.

Yayasan ini kemudian menamai bukit ini Jabal-e-Noor Mountain, yang diterjemahkan sebagai 'gunung cahaya' di Arab Saudi di mana Nabi menerima wahyu pertamanya dalam Alquran.

Balai terus menambah lebih banyak jumlah terowongan, untuk lebih banyak bisa menampung jumlah eksemplar rusak yang kian meningkat dari tahun ke tahun.

Hari ini, panjang terowongan sudah mencapai sekitar 2,2 mil, yang dapat menampun sekitar 2,5 juta Quran yang diberikan oleh kaum Muslim dari seluruh negeri.

Sementara itu, buku yang tak terhitung jumlahnya telah disimpan di dalam karung, menunggu terowongan baru.

Beberapa salinan kitab suci juga ada yang berumur lebih dari 600 tahun, dan beberapa salinan yang lebih penting ditampilkan dalam etalase kaca.

Baca Juga: Sosok Muslimah Jago Beladiri, Patut Ditiru

Terowongan ini juga dikunjungi oleh ribuan orang setiap harinya, yang ingin melihat koleksi di sini. Jika Anda akan melihatnya,  tidak dikenakan biaya masuk tapi akan ada sumbangan seikhlasnya.

close[CLICK 2x UNTUK MENUTUP]