Gurun Sahara termasuk daerah paling kering di dunia, dengan curah hujan yang sangat rendah. Sulit sekali menemukan kehidupan di padang pasir yang sangat panas ini. Tapi perubahan cuaca dunia, ternyata memengaruhi gurun Sahara.
Bukan sihir, kini gurun Sahara diselimuti salju setinggi hampir 40 centimeter. Cukup tebal untuk salju yang bisa ditemukan di daerah tandus ini. Kejadian ini berlangsung usai sebuah kota di dekat gurun Sahara dihantam badai musim dingin yang aneh.
Ini adalah yang ketiga kalinya dalam 40 tahun terakhir, bahwa kota Ain Sefra di Aljazair telah melihat salju menutupi bukit pasir merah. Salju mulai jatuh pada dini hari Minggu pagi, dan dengan cepat mulai menutupi padang pasir.
Fotografer Karim Bouchetata mengatakan: "Kami benar-benar terkejut saat kami bangun dam melihat salju lagi."
Pada tahun 2016, kota yang dikenal sebagai 'Gerbang Gurun' ini melihat salju untuk pertama kalinya. Lalu pada bulan Januari 2017, kota itu kembali melihat hujan salju lagi. Dan anak-anak terlihat senang, dengan membuat manusia salju dan bahkan berjalan di atas bukit pasir.
Sebelum itu, salju terakhir terlihat di Ain Sefra pada tanggal 18 Februari 1979, saat badai salju berlangsung hanya setengah jam.
Seorang juru bicara Kantor Meteorologi mengatakan: "Udara dingin ditarik ke selatan sampai ke Afrika Utara akhir pekan lalu, sebagai akibat tekanan tinggi di Eropa. Tekanan tinggi berarti cuaca dingin meluas ke selatan dari biasanya."
Kota Ain Sefra sendiri terletak sekitar 3.280 kaki di atas permukaan laut, dan di kelilingi oleh Pegunungan Atlas.
Meskipun berada di ketinggian, sangat jarang sekali melihat salju di kota ini. Suhu di sana biasanya enam sampai 12 derajat Celsius pada bulan Januari, namun tidak bersalju.
Sementara Gurun Sahara mencakup sebagian besar Afrika Utara, dan kini telah melewati pergeseran suhu dan kelembaban selama beberapa ratus ribu tahun terakhir.
Bukan sihir, kini gurun Sahara diselimuti salju setinggi hampir 40 centimeter. Cukup tebal untuk salju yang bisa ditemukan di daerah tandus ini. Kejadian ini berlangsung usai sebuah kota di dekat gurun Sahara dihantam badai musim dingin yang aneh.
Salju di gurun salju. |
Fotografer Karim Bouchetata mengatakan: "Kami benar-benar terkejut saat kami bangun dam melihat salju lagi."
Pada tahun 2016, kota yang dikenal sebagai 'Gerbang Gurun' ini melihat salju untuk pertama kalinya. Lalu pada bulan Januari 2017, kota itu kembali melihat hujan salju lagi. Dan anak-anak terlihat senang, dengan membuat manusia salju dan bahkan berjalan di atas bukit pasir.
Sebelum itu, salju terakhir terlihat di Ain Sefra pada tanggal 18 Februari 1979, saat badai salju berlangsung hanya setengah jam.
Gurun salju turun di gurun Sahara. |
Kota Ain Sefra sendiri terletak sekitar 3.280 kaki di atas permukaan laut, dan di kelilingi oleh Pegunungan Atlas.
Meskipun berada di ketinggian, sangat jarang sekali melihat salju di kota ini. Suhu di sana biasanya enam sampai 12 derajat Celsius pada bulan Januari, namun tidak bersalju.
Sementara Gurun Sahara mencakup sebagian besar Afrika Utara, dan kini telah melewati pergeseran suhu dan kelembaban selama beberapa ratus ribu tahun terakhir.